Riznaldy Izmi

my Story

Alat Ukur Analog dan Digital

Leave a Comment
Ketika memutuskan untuk membeli sebuah alat ukur. Maka sebelumnya harus dipertimbangkan terlebih dahulu untuk apa akan digunakan dan perlunya dikira-kira apakah nanti alat ukur nantinya akan dipakai seberapa sering, dan untuk keperluan apa. Apakah untuk dipakai bekerja,  atau cuma sekedar pelengkap tool peralatan dirumah. Saat ini fitur dan fasilitas sebuah alat ukur ada banyak jenis dan aneka kelebihan masing-masing pada suatu merk tertentu. Beberapa parameter pengukuran yg dapat dilakukan dalam satu alat atau lebih kita kenal selama ini dengan sebutan Multimeter. Sesuai dengan namanya multimeter dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam satu unit. 
Ketika situasi dimana alat ukur tersebut nantinya akan dipakai untuk bekerja sehari-hari. Maka sudah sepantasnya untuk memberikan porsi lebih kepada alat  lebih kepada durabilitynya. Situasi di lapangan yg keras menuntut sebuah alat ukur untuk dapat diandalkan dan siap pada kondisi yg sedikit ekstreem dibanding di dalam ruangan.
Membeli sebuah alat ukur yg sedikit mahal adalah investasi jangka panjang. Sebab dikemudian hari kita tidak perlu mengulang kembali pembelian dikarenakan unit tersebut yg gampang rusak. Untuk beberapa parameter pengukuran yg dipakai sehari-hari seperti di bawah ini
Amper meter
Ampermeter digunakan untuk mengukur seberapa besar arus yg mengalir pada rangkaian. Pada alat ampere meter sistem analog. Pengukuran bekerja atas dasar sebuah lilitan kawat halus yg dilalui. Arus yg mengalir pada sebuah kumparan akan menimbulkan gaya elektromagnetik yg membuat jarum dapat menyimpang mengikuti arah gaya medan magnet. Dari hasil simpangan jarum ni kemudian dibuatkan skala dan kalibrasi pada panel unutuk mendapatkan pembacaan. Presisi dan sensitifitasnya tergantung dari konstruksi lilitan dan gaya magnit yg dihasilkan masing-masing pabrikan. Sedangkan pada amperemeter jenis digital prinsipnya sama saja. Melalui sebuah hambatan resistor yg diberi tegangan tertentu dan hasil arus yg mengalir diterjemahkan oleh rangkaian digital atau segmen display. Segmen display dapat terdiri dari liquid ataupun LED micro. Alat ukur ini tersedia dalam bentuk clamp, jadi rangkaian tidak perlu diputus untuk mendapatkan nilai suatu arus yg mengalir.
Voltmeter
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan yg berada pada kedua titik. Beda potensial hanya akan terjadi bilamana sebuah hambatan diberikan tenaga untuk mengalirkan elektron. prinsip kerjanya juga hampir sama dengan ampermeter. Meski berbeda pada konstruksi rangkaian pembentuknya.
Ohm meter
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur seberapa besar nilai resistansi sebuah hambatan atau resistor. Satuan untuk pengukuran adalah ohm. Hambatan meter juga digunakan untuk mengetahui putus atau tidaknya sebuah kabel.
LC meter
LC meter digunakan untuk mengukur nilai kapasitas suatu kapasitor atau induktansi sebuah lilitan. Umumnya memerlukan rangkaian digital yg lebih rumit. LC meter lebih presisi dalam hal pembacaan jika menggunakan sistem digital pada tampilannya.
Frekwensi meter
Frekwensi meter digunakan untuk mengukur jumlah frekwensi tertentu pada suatu rangkaian. yg biasanya dihitung dalam detik / Herzt.  Kalangan industri dan laboratorium lebih tepat untuk memiliki alat ukur ini. Dibanding keperluan perorangan.
Alat Ukur menurut macam penggunaan dibedakan dengan beberapa pembagian fungsi dan jenisnya yaitu,
  • Arus Searah DC
  • Arus Bolak-balik AC
  • Dan kombinasi kedua-duanya
Jenis yg beredar di pasaran saat ini adalah jenis Analog memakai jarum atau sistem digital. Meski perkembangan dunia digital khusunya alat ukur sudah relatif bagus. Akan tetapi  masih dibutuhkan sebuah alat ukur analog dan masih dibuat oleh manufakture. Meski serba tertinggal dengan teknologi alat ukur yg lebih baru, ada satu dan dua hal pada situasi tertentu sistem analog lebih nyaman digunakan dibanding alat ukur digital. Pada masing-masing alat ukur mempunyai toleransi pengukuran tertentu. Semakin mahal biasanya semakin baik dan mendekati nilai sesungguhnya. Namun jika alat ukur hanya dipakai untuk mengetahui sekilas atau untuk mengindikasi saja  nilai dari suatu besaran yg akan diukur. Maka bisa saja menggunakan alat ukur yg berharga murah.
Memutuskan untuk membeli alat ukur tentunya harus memperhatikan parameter dan tujuan penggunaan. Multimeter atau multitester digital sangat populer dan mudah digunakan, tetapi multimeter analog kadang lebih baik untuk situasi tertentu. Harga untuk tipe analog dan digital bervariasi mulai kurang dari 100rb hingga jutaan rupiah untuk tipe industrial atau profesional. Merk yang populer diantaranya Fluke, Hioki, Kyoritsu, Amprobe, Wavetek, Beckman, Micronta, Yokogawa, Sanwa. 
Mutimeter Analog
Pada kondisi dan situasi tertentu terkadang sebuah Multimeter analog yg berharga murah lebih nyaman untuk dipakai meski banyak kekurangannya bila dibanding tipe digital. Keunggulan pada alat ukur analog tipe jarum adalah pada respon time pembacaan. Sebuah meter analog jarum sangat stabil dan cepat ketika probe test digunakan, jeda waktu hampir tidak kentara dan dengan cepat mendapatkan analisa.
Kelebihan alat ukur analog dibandingkan digital adalah
  • Harga yg lebih murah
  • Dapat mengukur fluktuasi yg bersifat sementara dan cepat berubah. Dalam batas-batas tertentu
  • Pembacaan sangat cepat ketika probe mulai di tes pada rangkaian. Sehingga manuver dalam melakukan usaha perbaikan dapat dengan cepat teratasi.
  • Sangat baik untuk pekerjaan tuning rangkaian elektro ke nilai-nilai tertentu. Sebagai contoh saat menyetel keluaran output tegangan dan nilai potensiometer. Jika pada tipe digital terlebih yg berharga murah naik dan turunnya angka terkadang membingungkan belum lagi harus menghitung koma pada digitnya.
Kekurangan Alat ukur analog dibanding digital juga ada banyak 
  • Akurasi yg terbatas. Berkisar dari plus 1% sampai 5% skala penuh.
  • Tidak disediakan fitur autorange, sehingga sebelum melakukan ritual pengukuran harus memilih selektor yg pas pada perkiraan arus atau besaran yg akan diukur.
  • Human Reading sangat besar sekali potensi salah menetapkan nilai ukur, terlebih pada teknisi-teknisi atau orang yg baru belajar menggunakan alat ukur dan belum familiar.
  • Pembacaan skala yg rumit. Harus membagi dan mengkali besaran dengan selektor yg dipilih.
  • Rentan terhadap kerusakan terutama di bagian lilitan kumparan dan jarum terlebih bila terjatuh.
  • Ukuran fisik yg biasanya lebih besar dibandingkan alat ukur digital.
Multimeter Digital
Multimeter jenis inilah yg sering dipakai saat ini. Meski masih terdapat kekurangan, dengan teknologi yg semakin hari semakin maju. Saya merasa nantinya kekurangan tersebut dapat mudah teratasi nantinya.




Beberapa kelebihan dari alat ukur digital dibanding analog adalah
  • Akurasi bisa mencapai 90 % dari nilai sesungguhnya. Apalagi jika berasal dari merk-merk yg memang sudah dikenal cukup baik.
  • Auto range adalah fitur dimana ritual pemiilihan selektor batas pengukuran dapat ditiadakan.
  • Ukuran fisikal yg kecil bahkan dapat diselip ke dalam saku baju.
  • Membaca secara langsung tanpa perlu membagi atau pun meng kali hasil lagi dengan batas ukur.
  • Hemat baterai dan mempunyai fitur auto power off.
  • Dilengkapi grafik batang seperti pembacaan analog.
Terdapat kekurangan pada alat ukur jenis digital ini adalah
  • Harganya lebih mahal. Mengingat banyak komponen di dalamnya 
  • Untuk multimeter yg berharga murah pembacaan skala terkadang kurang nyaman yaitu angka display yg tidak stabil. Semakin tinggi Count Display nya semakin stabil dan cepat juga refresh hasil ukur yg ditampilkan. Untuk saat ini 6000 Count display adalah standar terkini.
  • Masih terdapat jeda waktu saat perpindahan  angka display pembacaan  yg naik turun. Belum lagi situasi tangan saat memegang probe test yg yidak stabil berpotensi salah dalam mengukur.
  • Tidak boleh terlalu lama terpapar sinar matahari yg akan merusak dan mengeringkan cairan likuid pada display. 
Untuk pekerjaan ringan seperti mengecek kondisi aki mobil, mencari bagian kabel mana yg putus di rumah,  sebaiknya cari saja yg sudah berbentuk portabel dan sudah include beberapa fasilitas pengukuran yg pas dikantong. Bukannya menganjurkan untuk membeli peralatan yg mahal akan tetapi lebih mengarahkan agar membeli peralatan sesuai dengan keperluan. Berdasarkan pengalaman sebuah alat ukur akan cukup tangguh dan bertahan sangat lama asalkan mematuhi saran dari manual book pembuatnya dan tidak sembarangan dalam menggunakan. Hindari juga penggunaan alat ukur yg tidak berdasarkan aturan atau coba-coba.

Sedangkan untuk keperluan seperti di Lab Elektro, Produksi Peralatan , dan untuk kepentingan publik lainnya. Mutlak diperlukan alat ukur yg mempunyai toleransi seminimal mungkin 1 % error baca jika perlu. Karena pasti akan meningkatkan produktifitas dan analisa yg tepat dalam kegiatan pelayanan dan pengembangan. Dengan konsekuensi harga yg pastinya lebih mahal.






Sumber : http://elitesignal.blogspot.com/2016/04/memilih-alat-ukur-listrik.html
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar